OCCUPATIONAL WELL-BEING GURU BERDASARKAN STATUS KEPEGAWAIAN

  • Faizah Faizah Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya
  • Alif Bagaskara Ajeng Wilutama Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya
Keywords: psikologi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Occupational well-being berdasarkan status kepegawaian guru (guru tetap dan honorer). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis Independent Sample T-Test untuk mengetahui occupational well-being antara guru tetap dengan guru honorer dengan sampel 80 guru tetap dan 80 guru honorer yang diambil menggunakan accidental sampling. Skala dan alat ukur yang digunakan adalah The Well-being At Your Work Index Questionnare milik Laine (2018). Dari hasil uji hipotesis didapatkan signifikansi sebesar 0.465 (α > 0,05), yang berarti tidak terdapat perbedaan occupational well-being pada guru tetap dan guru honorer.

Kata Kunci : Occupational Well-being, Guru.

References

Aritonang, R. L. (2007). Riset Pemasaran: Teori dan Praktik (1 ed.). Bogor: Ghalia Indonesia.
Aritonang, R., & Lerbin, R. (2007). Riset Pemasaran: Teori dan Praktik (1 ed.). Bogor: Ghalia Indonesia.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Balkis, A. S., & Masykur, A. M. (2016). Memahami Subjective Well-Being Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri (Sebuah Studi Kualitatif Fenomenologis). Jurnal Empati, 5(2), 223-228.
Chatib, M. (2011). Gurunya manusia menjadikan semua anak istimewa dan semua anak juara. Bandung: Kaifa.
Kemendikbud. (2017, Juni 14). Retrieved September 4, 2018, from Tahun Pelajaran 2017/2018, Guru Wajib di Sekolah 40 Jam per Minggu: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/tahun-pelajaran-20172018-guru-wajib-di-sekolah-40-jam-per-minggu
Laine, S. (2018). Occupational Well-being in School Communities - Action Research in Finnish and Estonian Schools 2009-2014. Finland: University Of Eastern Finland.
Lufri. (2013). Mengungkap Permasalahan Guru Profesional Di Sumatera Barat Berdasarkan Tinjauan Beban Mengajar 24 Jam. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 59-66.
Meiza, C. (2016). Perbedaan Kebahagiaan Pada Guru Berstatus Pns Dan Honorer. Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(2), 34-37.
Mulyasa. (2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakrya.
Nurwana. (2013). Perbandingan Tingkat Kepuasan Kerja Antara Guru Tetap dan Guru Honorer Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Kasui Kabupaten Waykana.Tesis. Jakarta: Progam Pascasarjana Universitas Terbuka.
Ramadhan, N. (2017). Tugas, Peran Kompetensi Dan Tanggungjawab Menjadi Guru Profesional. Prosiding Seminar Nasional Tahunan (pp. 369-374). Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Saaranen, T. T. (2012). The Occupational Well-Being Of School Staff And Maintenance Of Their Ability To Work In Finland And Estonia - Focus On The School Community And Professional Competence. Journal Health Education, 112(3), 236-225.
Saaranen, T., Tossavainen, K., Turunen, H., Kiviniemi, V., & Vertio, H. (2006). Occupational Wellbeing In A school Community-Staff's Aand Occupational Healt Nurses' Evaluations. Journal Teaching and Teacher Education , 22, 740-752.
Saaranen, T., Tossavainen, K., Turunen, H., Vesa, K., & Vertio, H. (2007). Occupational Well-Being Of School Staff Members: A Structural Equation Model. Journal Health Education Research, 22(2), 248-260.
Saaranen, T., Tossavainena, K., Turunena, H., & Vertio, H. (2015). Occupational Well-being of School Staff. Experiences and results from an action research project realised in Finland and Estonia in 2009-2014. Kuopio, Finland: University of Eastern Finland.
Shabir, M. (2015). Kedudukan Guru Sebagai Pendidik: (Tugas dan Tanggung Jawab, Hak dan Kewajiban, dan Kompetensi Guru). Auladuna, 2(2), 221-232.
Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya (1 ed.). Jakarta: Bumi Aksara.
Suwandi. (2012, Oktober). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penghasilan Guru Di Era Disentralisasi Pendidikan. Jurnal Economia, 8(2).
Suyatno, M. A. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Zain, I. (2017, November 24). Begini Cara Sekolah Menghitung Gaji Guru Honorer. Retrieved Oktober 24, 2018, from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/ikromzzzt/5a14eaee9f91ce0a834a35d3/bagaimana-sekolah-menghitung-gaji-guru-honorer?page=all
Zetriuslita, & Wahyuni, R. (2013). Hubungan Motivasi Kerja Dan Kesejahteraan Terhadap Kinerja Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama Di Kota Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 1(1), 50-62.
Published
2020-06-01
How to Cite
Faizah, F., & Wilutama, A. (2020). OCCUPATIONAL WELL-BEING GURU BERDASARKAN STATUS KEPEGAWAIAN. PSIKOVIDYA, 24(1), 49-55. https://doi.org/10.37303/psikovidya.v24i1.134
Section
Articles